Jurus Penangkal Sihir 6:
Bertaqarrub Dan Mengikhlaskan Diri Untuk Allah
Yaitu dengan menjadikan rasa mahabbatullah (cinta kepada Allah), berharap akan ridha-Nya dan inabah (kembali kepada-Nya) senantiasa mengisi hatinya dan menjadi cita-cita yang berjalan bersama hatinya sedikit demi sedikit sehingga dapat mengalahkan pengaruh buruk orang yang hasad kepadanya dan mengikisnya perlahan-lahan hingga hilang sama sekali.
Dengan demikian yang tinggal di hatinya hanyalah cita-citanya mendapatkan kecintaan Allah, bertaqarrub kepada-Nya, mencari ridha-Nya, mendapat belas kasih-Nya dan selalu ingat kepada-Nya seperti seseorang yang selalu ingat akan kekasihnya yang senantiasa berbuat baik kepadanya. Hatinya dipenuhi kerinduan kepadanya sehingga tak sekejap pun ia dapat melupakannya dan tak akan kosong hatinya dari kecintaannya tersebut
Jikalau hati telah seperti itu keadaannya, maka bagaimana mungkin ia akan rela mengisi kembali hati dan alam fikirannya dengan memikirkan kejahatan orang yang hasad kepadanya?? Hal itu tak akan pernah terfikirkan kecuali oleh hati yang rusak yang tak pernah menerima sentuhan mahabbatullah dan Kemuliaan-Nya serta mengharapkan keridhaannya!
Bahkan ketika sebersit dari fikiran jelek tersebut melewati 'gerbang' hatinya, seketika itu pula para 'penjaga gerbang' tersebut meneriakinya: "Hati-hati kamu, jangan coba-coba mendekati wilayah kekuasaan 'raja' kami! Enyahlah kamu ke 'tempat-tempat penginapan' yang mau menerima siapa saja yang singgah kepadanya... kamu tidak ada urusan dengan 'benteng kerajaan' yang telah terjaga ketat ini...!"
Allah berfirman ketika mengisahkan tentang Iblis musuh-Nya yang berkata:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
"Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis diantara mereka" (QS. Shaad: 82 - 83)
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, (QS. Hijr: 42)
Dia pun menjawab:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ. إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُم بِهِ مُشْرِكُونَ
"Sesungguhnya syaithan itu tidak ada kekuasaan baginya atas orang-orang yang beriman dan ber-tawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaan syaithan itu hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah" (QS. An Nahl: 99-100).
Allah berfirman tentang Yusuf Ash Shiddieq:
كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاء إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
"Demikianlah agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba Kami yang terpilih." (QS. Yusuf: 24).
Alangkah bahagianya orang yang masuk ke dalam 'benteng' tersebut, ia telah bertahan dalam benteng yang kokoh, siapa saja yang bertahan di dalamnya maka ia tidak akan takut dan terlantar, dan musuh pun tak berselera mendekatinya.
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
"Demikianlah karunia Allah, diberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar" (QS. Al Jumu'ah : 4). "
السبب السادس: وهو الإقبال على الله والإخلاص له، وجعل محبته وترضيه والإنابة إليه في محل خواطر نفسه، وأمانيها تدب فيها دبيب تلك الخواطر شيئاً فشيئاً حتى يقهرها ويغمرها ويذهبها بالكلية، فتبقى خواطره وهواجسه وأمانيه كلها في محاب الرب والتقرب إليه وتملقه وترضيه واستعطافه وذكره، كما يذكر المحب التام المحبة لمحبوبه المحسن إليه الذي قد امتلأت جوانحه من حبه فلا يستطيع قلبه انصرافاً عن ذكره، ولا روحه انصرافاً عن محبته، فإذا صار كذلك فكيف يرضى لنفسه أن يجعل بيت إنكاره وقلبه معموراً بالفكر في حاسده والباغي عليه، والطريق إلى الانتقام منه والتدبير عليه؟ هذا مالا يتسع له إلا قلب خراب لم يسكن فيه محبة الله وإجلاله وطلب مرضاته، بل إذا مسه طيف من ذلك واجتاز ببابه من خارج ناداه حرس قلبه: إياك وحمى الملك، اذهب إلى بيوت الخانات التي كل من جاء فيها ونزل بها مالك ولبيت السلطان الذي أقام عليه اليزك وأدار عليه الحرس وأحاطه بالسور. قال تعالى حكاية عن عدوه إبليس أنه قال: {فبعزتك لأغوينهم أجمعين، إلا عبادك منهم المخلصين} (سورة ص الآيتان 82ـ83) قال تعالى: {إن عبادي ليس لك عليهم سلطان} (سورة الحجر الآية 42) وقال: {إنه ليس له سلطان على الذين آمنوا وعلى ربهم يتوكلون، إنما سلطانه على الذين يتولونه والذين هم به مشركون} (سورة النحل الآيتان 99ـ100)، وقال في حق الصديق يوسف صلى الله عليه وسلّم :{كذلك لنصرف عنه السوء والفحشاء إنه من عبادنا المخلصين} (سورة يوسف الآية 24) فما أعظم سعادة من دخل هذا الحصن وصار داخل اليزك لقد آوى إلى حصن لا خوف على من تحصن به، ولا ضيعة على من آوى إليه، ولا مطمع للعدو في الدنو إليه منه {ذلك فضل الله يؤتيه من يشاء والله ذو الفضل العظيم} (سورة الحديد الآية 21) .
[Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]
Sumber:
www.ibnumajjah.wordpress.com
www.sahab.net
Post a Comment
Post a Comment