KEDUDUKAN AKHLAK DALAM
ISLAM
KEDUDUKAN AKHLAK DALAM ISLAM - Alhamdulillah, sholawat
dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad صلي الله عليه
وسلم, keluarga, dan sahabatnya. Amma Ba’du:
Sungguh agama Islam telah menempatkan akhlak mulia sebagai sifat yang
sempurna, karena Alloh Robbul 'alamin sangat mencintai akhlak mulia dan
membenci kebalikannya. Sebagaimana dalam sebuah hadits:
إِنَّ اللهَ يُـحِبُّ مَعَالِيَ الْأُمُورِ
وَأَشْرَفَهَا وَيَكْرَهُ سَفْسَافَهَا
"Sesungguhnya Alloh mencintai perkara-perkara yang mulia dan
membenci perkara yang rendahan." (H R. Thobroni: 2894,
Ibnu Adi I/114, al-Qudho'i 2/89. Lihat ash-Shohihah: 1627)
Dengan demikian dapat kita pastikan bahwa akhlak termasuk ibadah.
Karena tidak ada satu pun perkara yang dicintai-Nya kecuali dia termasuk bagian
ibadah dan perkara yang urgen dalam agama. Rosululloh صلي
الله عليه وسلم sendiri telah menegaskan bahwa akhlak merupakan ibadah yang
agung yang dapat mengangkat derajat seorang mu`min, berdasarkan hadits:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ
خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
"Sungguh seorang mu'min dapat meraih derajat orang yang sholat
dan puasa karena akhlaknya yang bagus." (H R. Abu Dawud: 4798,
Hakim I/60, Ibnu Hibban: 1927, dishohihkan oleh al-Albani dalam
ash-Shohihah: 795)
Karena perkaranya yang agung dan urgen, Pembuat syari'at yang mulia
ini tidak luput untuk memperhatikan masalah akhlak. Bahkan, boleh kita tegaskan
bahwa agama ini seluruhnya adalah akhlak.
Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله
berkata: "Agama ini seluruhnya adalah akhlak, barangsiapa memperbaiki
akhlaknya maka baik pula agamanya." (Madarijus Salikin 2/320)
Cukuplah dalil-dalil syar'i sebagai bukti bahwa Islam adalah agama
yang selalu mengajarkan dan menganjurkan berakhlak mulia. Di antaranya ialah
firman Alloh:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ
وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah
engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan serta berpalinglah dari
orang-orang yang bodoh.”
(QS. al-A'rof [7]: 199)
Alloh juga berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا
أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu....”
(QS. at-Tahrim [66]: 6)
Sahabat mulia Ali bin Abu Tholib رضي الله عنه
mengatakan: "Yaitu ajari dan didiklah mereka." (Tafsir ath-Thobari 28/165)
Yang menguatkan pula bahwa Islam adalah agama yang memperhatikan
masalah akhlak adalah diutusnya Nabi kita صلي الله
عليه وسلم sebagai pembawa panji terdepan dalam masalah akhlak. Rosululloh
صلي الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّـمَا بُعِثْتُ لِأُتَـمِّمَ صَالِحَ
الْأَخْلَاقِ
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia." (HR. Ahmad 2/381, Bukhori dalam Adab Mufrod: 273,
Hakim 2/613,
dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shohihah: 45,
Shohih Adab Mufrod: 207)
Imam Ibnu Sirin رحمه الله
mengatakan: "Dahulu para sahabat mempelajari adab
sebagaimana mereka mempelajari ilmu." (Tadzkirotus Sami'wal
Mutakallim hal. 14, oleh Ibnu Jama'ah
al-Kinani, cet. Dar Kutub llmiyyah. Lihat pula Mausu'ah al-Adab al-lslamiyyah
hal. 13, oleh Abdul Aziz
Futuhi, cet. Dar Thoyyibah)
Demikian pula para ulama robbaniyyin sebagai pewaris para nabi, mereka
bangkit menyeru umat agar berhias dengan akhlak mulia melalui pena dan tulisan
yang mereka goreskan dalam kitab-kitab
mereka. Mereka sangat serius dan penuh perhatian, bahkan menjadikan akhlak
sebagai ciri khas aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Abu Utsman ash-Shobuni رحمه الله
berkata: "Mereka (ahlul hadits) menganjurkan untuk mengerjakan sholat
malam setelah tidur, menyambung silaturrohim, menyebarkan salam, memberi makan,
mengasihi fakir miskin dan anak-anak yatim, dan peduli terhadap masalah
kaum-muslimin." (Aqidatus Salaf wa Ashhabul Hadits hal. 101)
Demikian pula yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله dalam kitabnya, al-Aqidah al-Washithiyyah,
setelah memaparkan aqidah dan prinsip dasar Ahlus Sunnah, beliau mengatakan:
"Dan mereka Ahlus Sunnah menyeru untuk berakhlak mulia, berbuat kebajikan,
meyakini makna hadits Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang
paling baik akhlaknya, mereka menganjurkan untuk menyambung hubungan orang yang
memusuhi, memberi dan memaafkan orang yang men-zholimi, serta berbuat baik
kepada kedua orangtua." (Syarh al-Aqidah al-Washithiyyah 2/352)
Dari penjelasan di atas, jelaslah kesalahan orang yang mengagumi orang
kafir barat dan mengatakan bahwa mereka lebih bagus akhlaknya daripada kaum
muslimin, mengatakan bahwa Islam agama pedang dan kekerasan, tidak berakhlak!?
Tidak, sekali-kali tidak, Islam tidak boleh dihina hanya karena terkotori oleh
segelintir pemeluknya!! Islam adalah agama yang menyerukan berakhlak mulia
sebagaimana telah jelas dari uraian di muka. (Lihat Makarimul Akhlaq hal. 5 oleh Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin, Ittihaf
Thullab Bi Syarhi Manzhumah al-Adab hal. 3 oleh
Syaikh Sholih al-Fauzan)
Tags:
Adab Kepada Allah