-->

Jurus Penangkal Sihir 5: Mengosongkan Hati Dengan Tidak Memikirkannya

Jurus Penangkal Sihir 5: 
Mengosongkan Hati Dengan Tidak Memikirkannya

Hendaknya seseorang berusaha melupakan­nya setiap kali fikiran tersebut muncul di be­naknya. Jangan sampai ia menggubris dan men­cemaskannya, apalagi sampai menyibukkan ha­ti dengan memikirkan hal itu - yakni kejahatan orang yang hasad, bahaya sihir dan sihir 'ain.

Ini merupakan obat paling mujarab dan cara paling ampuh yang dapat menolong se­seorang untuk menolak bahaya-bahaya ter­sebut. Ibarat orang yang dikejar-kejar musuh untuk ditangkap dan disiksa, namun tiba-tiba musuh tersebut diam tidak mengapa-apakannya, keduanya pun tak saling bersentuhan, bah­kan musuh itu pun menyingkir dan tak kuasa mengganggunya.

Namun jika keduanya bersentuhan dan satu sama lain saling bersinggungan barulah bahaya tersebut terjadi.

Demikianlah, keadaan ruh (alam fikiran) pun juga seperti itu. Jikalau ruhnya masih terikat dengan fikiran-fikiran tersebut kemudian alam fikiran musuhnya pun bertautan dengan alam fikirannya baik ketika sadar maupun terlelap tanpa berpisah darinya, - padahal inilah sesungguhnya yang dikehendaki oleh yang ha­sad tersebut - maka saat itulah hatinya menjadi gelisah dan merasa bahwa bahaya tersebut se­lalu mengintainya hingga salah satu dari ke­duanya binasa.

Namun jika ia segera menarik ruh (alam fikirannya dari musuhnya kemudian menjaga­nya dengan tidak memikirkan atau mengingat­nya, bahkan tatkala fikiran tersebut terlintas di benaknya segera ia lupakan lalu ia menyibuk­kan fikirannya dengan hal-hal yang lebih pen­ting dan bermanfaat, niscaya musuh itupun akan tinggal sendirian tanpa lawan sehingga lambat laun ia 'menerkam' dirinya sendiri. Karena ke­dengkian (hasad) itu ibarat api, tatkala api ter­sebut tidak lagi mendapati apa yang bisa diba­karnya maka ia akan membakar dirinya sendiri.

Ini merupakan pintu keluar besar yang ti­dak diberikan kecuali kepada jiwa-jiwa yang mulia dan tinggi. Adapun jiwa pendendam yang hanya ingin melampiaskan dendamnya dan merasa lega dari musuhnya, maka jiwa sema­cam ini jauh dari pintu tersebut.

Alangkah jauhnya perbedaan antara orang yang arif dan bijak dengan orang semacam ini. Seseorang tidak mungkin dapat mengetahui ka­pasitas dirinya sebelum mencicipi 'manis' dan 'nikmat'nya ujian ini. Seakan ia melihat bahwa siksaan batin yang terbesar ialah dengan sibuk memikirkan musuhnya serta merasa terikat dengannya. Tak ada yang lebih menyiksa hatinya dari pada itu...

Yang dapat membenarkan hal ini hanyalah jiwa-jiwa yang tenang dan lembut yang telah ridha Allah menjadi wakilnya, dan tahu bahwa pembelaan Allah atasnya adalah lebih baik dari pada pembelaan dirinya sendiri atau orang lain. Ia beriman kepada Allah dan merasa tenang berada bersama-Nya... ia yakin bahwa jaminan Allah itu haq dan janji-Nya adalah benar... tak ada yang lebih menepati janji dari Allah dan tak ada yang lebih benar perkataannya selain Dia.

Ia sadar bahwa pertolongan Allah atasnya le­bih kuat, mantap, langgeng dan bermanfaat da­ri pada pertolongannya sendiri atau orang lain. Namun tak akan ada orang yang mampu me­realisasikan hal ini kecuali orang yang memiliki jiwa yang mulia dan kemauan yang kuat.

ﺍﻟﺴﺒﺐ ﺍﻟﺨﺎﻣﺲ : ﻓﺮﺍﻍ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻣﻦ ﺍﻻﺷﺘﻐﺎﻝ ﺑﻪ ﻭﺍﻟﻔﻜﺮ ﻓﻴﻪ، ﻭﺃﻥ ﻳﻘﺼﺪ ﻣﺤﻮﻩ ﻣﻦ ﺑﺎﻟﻪ ﻛﻠﻤﺎ ﺧﻄﺮ ﻟﻪ، ﻓﻼ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﻻﻳﺨﺎﻓﻪ ﻭﻻ ﻳﻤﻸ ﻗﻠﺒﻪ ﺑﺎﻟﻔﻜﺮ ﻓﻴﻪ . ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺃﻧﻔﻊ ﺍﻷﺩﻭﻳﺔ ﻭﺃﻗﻮﻯ ﺍﻷﺳﺒﺎﺏ ﺍﻟﻤﻌﻴﻨﺔ ﻋﻠﻰ ﺍﻧﺪﻓﺎﻉ ﺷﺮﻩ، ﻓﺈﻥ ﻫﺬﺍ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﻣﻦ ﻳﻄﻠﺒﻪ ﻋﺪﻭﻩ ﻟﻴﻤﺴﻜﻪ ﻭﻳﺆﺫﻳﻪ، ﻓﺈﺫﺍ ﻟﻢ ﻳﺘﻌﺮﺽ ﻟﻪ ﻭﻻ ﺗﻤﺎﺳﻚ ﻫﻮ ﻭﺇﻳﺎﻩ، ﺑﻞ ﺍﻧﻌﺰﻝ ﻋﻨﻪ ﻟﻢ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻴﻪ، ﻓﺈﺫﺍ ﺗﻤﺎﺳﻜﺎ ﻭﺗﻌﻠﻖ ﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺑﺼﺎﺣﺒﻪ ﺣﺼﻞ ﺍﻟﺸﺮ، ﻭﻫﻜﺬﺍ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﺳﻮﺍﺀ ﻓﺈﺫﺍ ﻋﻠﻖ ﺭﻭﺣﻪ ﻭﺷﺒﺜﻬﺎ ﺑﻪ، ﻭﺭﻭﺡ ﺍﻟﺤﺎﺳﺪ ﺍﻟﺒﺎﻏﻲ ﻣﺘﻌﻠﻘﺔ ﺑﻪ ﻳﻘﻈﺔ ﻭﻣﻨﺎﻣﺎً ﻻ ﻳﻔﺘﺮ ﻋﻨﻪ، ﻭﻫﻮ ﻳﺘﻤﻨﻰ ﺃﻥ ﻳﺘﻤﺎﺳﻚ ﺍﻟﺮﻭﺣﺎﻥ ﻭﻳﺘﺸﺒﺜﺎ، ﻓﺈﺫﺍ ﺗﻌﻠﻘﺖ ﻛﻞ ﺭﻭﺡ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺑﺎﻷﺧﺮﻯ ﻋﺪﻡ ﺍﻟﻘﺮﺍﺭ ﻭﺩﺍﻡ ﺍﻟﺸﺮ ﺣﺘﻰ ﻳﻬﻠﻚ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ، ﻓﺈﺫﺍ ﺟﺒﺬ ﺭﻭﺣﻪ ﻋﻨﻪ ﻭﺻﺎﻧﻬﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻔﻜﺮ ﻓﻴﻪ ﻭﺍﻟﺘﻌﻠﻖ ﺑﻪ، ﻭﺃﻥ ﻻ ﻳﺨﻄﺮﻩ ﺑﺒﺎﻟﻪ، ﻓﺈﺫﺍ ﺧﻄﺮ ﺑﺒﺎﻟﻪ ﺑﺎﺩﺭ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﻮ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺨﺎﻃﺮ ﻭﺍﻻﺷﺘﻐﺎﻝ ﺑﻤﺎ ﻫﻮ ﺃﻧﻔﻊ ﻟﻪ ﻭﺃﻭﻟﻰ ﺑﻪ، ﺑﻘﻲ ﺍﻟﺤﺎﺳﺪ ﺍﻟﺒﺎﻏﻲ ﻳﺄﻛﻞ ﺑﻌﻀﻪ ﺑﻌﻀﺎً، ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺤﺴﺪ ﻛﺎﻟﻨﺎﺭ ﻓﺈﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺠﺪ ﻣﺎ ﺗﺄﻛﻠﻪ ﺃﻛﻞ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﺑﻌﻀﺎً . ﻭﻫﺬﺍ ﺑﺎﺏ ﻋﻈﻴﻢ ﺍﻟﻨﻔﻊ ﻻ ﻳﻠﻘﺎﻩ ﺇﻻ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺍﻟﻨﻔﻮﺱ ﺍﻟﺸﺮﻳﻔﺔ ﻭﺍﻟﻬﻤﻢ ﺍﻟﻌﻠﻴﺔ ...


[Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]

Sumber:

www.ibnumajjah.wordpress.com
www.sahab.net

#

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter