Renungan Untuk Kaum Muda: Syirik Mahabbah
Renungan Untuk Kaum Muda: Syirik Mahabbah - Wahai pemuda, maksud beribadah kepada selain Allah tidak hanya terbatas pada tindakan menyembah berhala, thawaf di kuburan, memohon kepada penghuninya, menyembelih untuk selain Allah maupun istighatsah kepada selain Allah dalam hal yang tidak dimampui melainkan oleh Allah. Semua itu memang termasuk macam-macam beribadah kepada selain Allah. Namun lebih dari itu, karena ibadah mengandung unsur puncak kecintaan dan puncak menghinakan diri. maka barangsiapa yang mencintai sesuatu setara dengan cintanya kepada Allah dan menghinakan diri kepadanya, berarti dia telah beribadah kepada selain Allah, baik sesuatu itu berupa batu, berhala, manusia, kuburan, wali, pemahaman, madzhab, harta, dunia, wanita, hawa nafsu, syetan atau selainnya yang mana manusia menyerahkan (pasrah) dirinya dan beribadah mengabdi kepadanya.
Sungguh Nabi telah membuat suatu permisalan tentangnya dengan sabda beliau:
تَعِسَ عَبْدُ الدِّÙŠْÙ†َرِ Ùˆَ عَبْدُ الدِّرْÙ‡َÙ…ِ Ùˆَ عَبْدُ الخَÙ…ِÙŠْصَØ©ِ
"Alangkah celaka budak dinar, budak dirham dan budak perut." (HR Al-Bukhari)
Imam Ibnu Al-Qayyim berkata, "inti kesyirikan kepada Allah adalah syirik dalam mahabbah (kecintaan), sebagaimana firman Allah:
ÙˆَÙ…ِÙ†َ النَّاسِ Ù…َÙ† ÙŠَتَّØ®ِØ°ُ Ù…ِÙ† دُونِ اللّÙ‡ِ Ø£َندَاداً ÙŠُØِبُّونَÙ‡ُÙ…ْ ÙƒَØُبِّ اللّÙ‡ِ ÙˆَالَّØ°ِينَ آمَÙ†ُواْ Ø£َØ´َدُّ Øُبّاً Ù„ِّÙ„ّÙ‡ِ
"Dan antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah." (QS Al-Baqarah: 165)
Maka Allah Subhanah mengabarkan bahwa di antara manusia ada yang menyekutukan-Nya, dia menjadikan tandingan selain Allah, mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Maksudnya, bahwa hakikat ibadah tidak terwujud jika disertai kesyirikan kepada Allah dalam mahabbah (kecintaan), berbeda halnya dengan cinta kepada Allah yang merupakan konsekuensi dari ibadah kepada-Nya.
Tags:
Renungan Untuk Kaum Muda