-->

Renungan Untuk Kaum Muda: Urgensi Niat dan Mutaba'ah

Renungan Untuk Kaum Muda: Urgensi Niat dan Mutaba'ah

Renungan Untuk Kaum Muda: Urgensi Niat dan Mutaba'ah - Segala bentuk ibadah tidak diterima kecuali jika terpenuhi dua syarat, yakni ikhlas dan mutaba'ah (mengikuti) nabi صلي الله عليه وسلم. Allah Ta'ala berfirman:

فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun da­lam beribadah kepada Rabbnya. "(QS Al-Kahfi: 110)

Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

"Barangsiapa yang beramal dengan suatu amal yang tidak ada perintah dari kami, maka tertolak." (HR Muslim)

Demikian nyata pengaruh niat, begitu pula niat akan menjadikan kebiasaan-kebiasaan umum ber­nilai ibadah. Aktivitas seseorang berupa makan, mi­num, tidur, memakai pakaian adalah berupa ke­biasaan-kebiasaan, akan tetapi jika orang yang me­ngerjakannya memiliki komitmen bahwa dengannya dia bertujuan untuk mendukung ketaatannya kepada Allah dan menampakkan nikmat-Nya atas dirinya, niscaya dia akan mendapatkan pahala karenanya. Bahkan Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda:


"Persetubuhan salah seorang di antara kalian dengan istrinya adalah sedekah." Para sahabat bertanya, "wa­hai Rasulullah, apakah seseorang di antara kami me­numpahkan syahwatnya namun dia beroleh pahala?" Nabi bersabda: "Tidakkah kalian mengetahui bahwa tatkala ia menumpahkan syahwatnya di tempat yang haram maka ia beroleh dosa? Maka begitulah, ketika ia menumpahkan di tempat yang halal niscaya ia beroleh pahala." (HR Muslim)

#

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter