Adab Kepada Allah:
MENERIMA DAN MELAKSANAKAN SEGALA HUKUM-HUKUM ALLOH
Adab Kepada Allah: MENERIMA DAN MELAKSANAKAN SEGALA HUKUM-HUKUM ALLOH - Hendaklah
seseorang tidak menolak hukum-hukum yang telah Alloh tetapkan kepada seluruh
makhluk-Nya. Jangan menolak ketetapan hukum Alloh baik dengan pengingkaran,
sombong, atau hanya karena malas melaksanakannya, semua ini temasuk adab yang
jelek kepada Alloh. Ingatlah, kita lahir ke dunia ini untuk sebuah tujuan yang
agung yaitu beribadah kepada-Nya serta berhukum dengan hukum-hukumnya.
Alloh عزّوجلّ berfirman:
إِنِ الْحُكْمُ
إِلاَّ لِلّهِ أَمَرَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ
الْقَيِّمُ وَلَـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
“....
Keputusan itu hanyalah kepunyaan Alloh. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak
menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (QS.Yusuf [ 12]: 40)
Contoh
pertama,
ibadah puasa. Tidak diragukan lagi, puasa terasa berat bagi jiwa karena mening
galkan makan dan minum yang merupakan kebutuhan jiwa. Namun sebagai seorang
muslim kita harus menerima hukum ini dengan lapang dada, dan melaksanakan
sepenuh hati, inilah bentuk adab kepada Alloh.
Contoh
kedua,
sholat. Barangkali, sholat terasa berat bagi sebagian orang, apalagi bagi orang
munafik. Rosululloh صلي الله عليه وسلم bersabda:
أَثْقَلَ صَلَاةٍ
عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ
"Sholat
yang paling berat bagi orang munafik adalah sholat Isya' dan Shubuh." (HR.
Bukhori: 644, Muslim: 651)
Akan
tetapi, sholat bagi orang mu'min sejati apabila dikerjakan dengan ikhlas,
sepenuh hati, dan menyadari bahwa ini adalah perintah Alloh, akan terasa
ringan.
Alloh
berfirman:
وَاسْتَعِينُواْ
بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
. الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُوا رَبِّهِمْ
وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Dan
mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. Yaitu
orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Robbnya dan bahwa mereka
akan kembali kepada-Nya.” (QS.al-Baqoroh [2]: 45-46)
Berakhlak
mulia kepada Alloh dalam hal sholat adalah dengan mengerjakannya sedangkan
hatimu tenteram dan senang, merasa rindu dengan sholat apabila waktunya akan
datang, atau ketika engkau belum melaksanakannya. Maka gantungkanlah hatimu
pada sholat, perbagusilah kondisimu dan perhatikanlah syarat serta
rukun-rukunnya karena hal itu termasuk berakhlak baik kepada Alloh عزّوجلّ.
Rosululloh
صلي الله عليه وسلم bersabda:
وَجُعِلَ قُرَّةُ
عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ
“Dan
dijadikan pandangan sejuk mataku di dalam sholat." (HR. Nasa'i: 3939,
Ahmad 3/128. Lihat al-Misykah: 5261, Shohihul Jami': 3134)
Contoh
ketiga,
pengharoman riba. Ini dalam masalah mu'amalah. Riba termasuk keharaman yang
telah Alloh haramkan dengan tegas. Alloh عزّوجلّ berfirman:
وَأَحَلَّ اللّهُ
الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَن جَاءهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىَ
فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ
النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“....Alloh
telah menghalalkan jual beli dan mengharomkan riba. Orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Robbnya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu dan urusannya terserah kepada Alloh.
Sedangkan orang yang mengulangi mengambil riba maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqoroh [2]: 275)
Orang
yang beriman menerima hukum ini dengan lapang dada, ridho, dan pasrah. Dia
meninggalkan riba dalam seluruh bentuk mu'amalah.
Imam Abul Hasan al-Asy'ari mengatakan: "Ahlus
Sunnah wal Jama'ah bersepakat wajibnya setiap makhluk ridho dengan hukum Alloh
yang Dia perintahkan kepada para hamba-Nya. Menerima segala perintah-Nya dan
sabar dalam melaksanakannya." (Risalah ila Ahli Tsaghor hal. 244
-tahqiq Abdulloh Syakir Muhammad-)
Tags:
Adab Kepada Allah