Adab Kepada Allah:
MENERIMA KABAR DARI ALLOH DENGAN
MENGIMANI
DAN MEMBENARKANNYA
Adab Kepada Allah: MENERIMA KABAR DARI ALLOH DENGAN MENGIMANI DAN MEMBENARKANNYA - Hal
ini terwujud tanpa keraguan secuilpun dalam hati seorang muslim terhadap berita
dan kabar yang datang dari Alloh. Sudah sepantasnya bagi siapapun mengimani dan
membenarkan berita Alloh, karena berita yang datang dari-Nya pasti benar. Alloh
عزّوجلّ menegaskan:
ÙˆَÙ…َÙ†ْ Ø£َصْدَÙ‚ُ
Ù…ِÙ†َ اللهِ Øَدِيثاً
....
Dan siapakah orang yang lebih benar perkataannya daripada Alloh? (QS.an-Nisa'
[4]: 87)
Syaikh
Abdurrahman as-Sa'di رØمه الله mengatakan:
"Ini adalah penjelasan bahwa kebenaran perkataan dan kabar-kabar-Nya
berada pada derajat tertinggi. Oleh karena itu, setiap yang dikatakan dalam
masalah aqidah, ilmu, atau amalan yang menyelisihi apa yang Alloh kabarkan maka
ketahuilah bahwa itu adalah sebuah kebatilan karena jelas-jelas bertentangan
dengan kabar yang lebih benar dan yakin." (Taisir Karim Rohman hal.
195)
Sebagai contoh, kabar yang datang dalam al-Qur'an
berupa perkara ghoib, atau hadits-hadits Rosululloh صلي
الله عليه وسلم yang sekilas nampak tidak masuk akal, maka sikap yang
benar dan harus kita kedepankan adalah membenarkan dan mengimani berita
tersebut dan tidak menolaknya sedikitpun walaupun akal ini tidak bisa
menjangkau atau jiwa merasa belum siap menerimanya. Karena berita yang datang
dari Alloh adalah benar tidak ada keraguan sedikitpun, dan sesuatu yang yakin
tidak boleh ditolak hanya dengan keraguan atau sesuatu yang belum jelas.
Demikianlah, selayaknya kaum muslimin beradab kepada Alloh dalam kabar dan
berita yang datang dari-Nya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رØمه الله berkata: "Nash-nash yang telah tetap di dalam
Kitab dan Sunnah tidak boleh ditentang hanya dengan akal semata, maka apa yang
telah jelas kebenarannya tidak boleh ditentang hanya dengan keraguan atau
kerancuan yang belum jelas kebenarannya." (Muwafaqoh Shohihil Manqul li
Shorihil Maqul 1/126)
Tags:
Adab Kepada Allah