-->

Jurus Penangkal Sihir 10: Memurnikan Tauhid Untuk Allah

Jurus Penangkal Sihir 10: Memurnikan Tauhid Untuk Allah

Ini merupakan penghulu dari apa-apa yang kita bahas sebelumnya dan padanya terletak keberhasilan setiap cara, yaitu memurnikan tauhid untuk Allah.

Kita akan beralih dari berfikir tentang sebab kepada Yang Menyebabkan, yaitu Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Perlu diketahui bahwa sebab-sebab tadi ibarat hembusan angin yang bergantung kepada Dzat yang menghembuskannya, Dialah pencipta angin tersebut. Angin tersebut tak akan ber­manfaat atau mencelakakan kecuali atas seizin-Nya.

Dialah satu-satunya yang menghembuskan angin tersebut kepada siapa saja yang Ia ke­hendaki dari hamba-Nya, dan memalingkannya dari siapa saja yang Ia kehendaki dari mereka. Tiada dzat lain selain-Nya.
Allah berfirman:

وَإِن يَمْسَسْكَ اللّهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَ رَآدَّ لِفَضْلِهِ

"Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tiada yang dapat menghilangkan­nya kecuali Dia, dan jika Allah menghendaki ke­baikan bagi kamu maka tiada yang dapat menolak karunia-Nya" (QS. Yunus : 107).

Nabi berkata kepada Abdullah bin Abbas:

وَاعْلَمُ أَنَّ الأَمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَي أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَئٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَئٍ قَدْكَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُواعَلَيْ أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَئٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَئٍ قَدْكَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ

"Ketahuilah, seandainya seluruh umat ini bersatu padu untuk memberikan suatu manfaat kepadamu niscaya mereka tak akan mampu memberimu man­faat sedikit pun kecuali berupa apa yang telah Allah tentukan bagimu. Dan seandainya mereka bersatu padu untuk mencelakaimu niscaya mereka tak akan mampu mencelakaimu sedikit pun kecuali berupa apa yang telah Allah tentukan atasmu" (H.R. Tirmidzi).

Tatkala seorang hamba berhasil memurni­kan tauhid untuk Allah maka hatinya akan terbebas dari rasa takut kepada selain-Nya. Mu­suhnya pun menjadi tak seberapa menakutkan baginya dibanding rasa takutnya kepada Allah, bahkan hanya Allah lah yang ditakutinya. Maka Allah pun mengamankannya dari musuhnya hingga lenyaplah segala uneg-uneg dan fikiran yang menghantuinya.
Rasa takutnya, cintanya, tawakkalnya, inabah-nya dan perbuatannya hanya ia peruntukkan bagi Allah saja.

Ia sadar bahwa sibuk memikirkan keadaan musuh dan takut kepadanya merupakan sesua­tu yang dapat menodai kemurnian tauhidnya, karena seandainya ia benar-benar memurnikan tauhidnya maka cukuplah hal itu menyibukkan dirinya dari hal lain. Kelak Allah lah yang akan bertugas menjaga dan membelanya karena Allah akan senantiasa menjadi pembela orang-orang yang beriman.

Jika ia termasuk orang yang beriman maka Allah pasti akan membelanya, dan pembelaan tersebut sesuai dengan kadar keimanannya. Jika imanya sempurna maka ia akan mendapat pem­belaan maksimal dari Allah, dan jika imannya ter­kontaminasi maka pembelaan Allah pun akan mengendur. Begitu pula jika imannya mengala­mi 'pasang-surut' maka pembelaan Allah pun akan seperti itu.
Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian salaf: "Barangsiapa menghadap Allah sepenuh­nya maka Allah pun akan menyambut sepe­nuhnya, dan barangsiapa berpaling dari Allah sepenuhnya maka Allah pun akan berpaling se­penuhnya darinya. Dan barangsiapa sesekali menghadap dan sesekali berpaling maka Allah pun akan seperti itu terhadapnya."

Singkatnya, tauhid merupakan benteng Allah yang paling kokoh, siapa saja yang memasuki­nya akan merasa aman.

Sebagian salaf mengatakan: "Barangsiapa takut kepada Allah maka segala sesuatu akan takut kepadanya, dan barangsiapa tidak takut kepada Allah maka segala sesuatu akan mena­kutkan baginya."

Inilah sepuluh cara untuk menolak kejahat­an orang yang hasad, bahaya sihir dan sihir 'ain. Tak ada cara yang lebih bermanfaat untuk ini melainkan dengan menghadap kepada Allah, tawakkal dan yakin kepada-Nya, serta tidak menyekutukan-Nya dalam rasa takut dengan se­lain-Nya, akan tetapi rasa takutnya hanya ke­pada Allah semata. Demikian juga dengan ti­dak berharap kepada selain Allah namun hanya berharap kepada-Nya.

Hendaknya ia tidak menggantungkan hati­nya kepada selain-Nya, tidak beristighasah kepada selain-Nya dan tidak berharap kecuali hanya kepada-Nya.
Ketika hati seseorang mulai bergantung ke­pada selain Allah, berharap dan takut kepada selain-Nya, seketika itulah ia akan dikuasakan' kepada yang ditakutinya dan menjadi hina di hadapannya. Karena barangsiapa takut kepada selain Allah maka ia akan dikuasakan kepada­nya dan barangsiapa yang berharap sesuatu ke­pada selain Allah ia akan hina dihadapannya dan terhalang dari karunia Allah.

"Demikianlah sunnatullah (ketetapan) Allah atas hamba-Nya dan kamu tidak akan menda­pati perubahan dalam sunnatullah itu."

لسبب العاشر: وهو الجامع لذلك كله وعليه مدار هذه الأسباب، وهو تجريد التوحيد والترحل بالفكر في الأسباب إلى المسبب العزيز الحكيم، والعلم بأن هذه الآيات بمنزلة حركات الرياح وهي بيد محركها وفاطرها وبارئها، ولا تضر ولا تنفع إلا بإذنه، فهو الذي يحسن عبده بها، وهو الذي يصرفها عنه وحده، لا أحد سواه، قال تعالى: {وإن يمسسك الله بضر فلا كاشف له إلا هو وإن يردك بخير فلا راد لفضله} (سورة هود الآية 107) وقال النبي صلى الله عليه وسلّم لعبد الله بن عباس رضي الله عنهما: «واعلم أن الأمة لو اجتمعوا على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك ولو اجتمعوا على أن يضروك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك» فإذا جرد العبد التوحيد لله خرج من قلبه خوف ما سواه، وكان عدوه أهون عليه من أن يخافه مع الله، بل تفرد الله بالمخافة وقد أمنه منه، وخرج من قلبه اهتمامه به واشتغاله به وفكره فيه، وتجرد لله محبة وخشية وإنابة وتوكلاً واشتغالاً به عن غيره، فيرى أن إعماله فكره في أمر عدوه وخوفه منه واشتغاله به من نقص توحيده، وإلا فلو جرد توحيده لكان له فيه شغل شاغل، والله يتولى حفظه والدفع عنه، فإن الله يدافع عن الذين آمنوا، فإن كان مؤمناً فالله يدافع عنه ولا بد، وبحسب إيمانه يكون دفاع الله عنه، فإن كمل إيمانه كان دفع الله عنه أتم دفع، وإن مزج مزج له، وإن كان مرة ومرة فالله له مرة ومرة، كما قال بعض السلف: من أقبل إلى الله بكليته أقبل الله عليه جملة، ومن أعرض عن الله بكليته أعرض الله عنه جملة، ومن كان مرة ومرة فالله له مرة ومرة.

فالتوحيد حصن الله الأعظم الذي من دخله كان من الآمنين، قال بعض السلف: من خاف الله خافه كل شيء، ومن لم يخف الله أخافه من كل شيء. فهذه عشرة أسباب يندفع بها شر الحاسد والعائن والساحر، وليس له أنفع من توجهه إلى الله وإقباله عليه وتوكله عليه وثقته به، وأن لا يخاف معه غيره، بل يكون خوفه منه وحده، ولا يرجو سواه، بل يرجوه وحده ولا يعلق قلبه بغيره، ولا يستغيث بسواه، ولا يرجو إلا إياه، ومتى علق قلبه بغيره ورجاه وخافه وكل إليه وخذل من جهته، فمن خاف شيئاً غير الله سلط عليه، ومن رجا شيئاً سوى الله خذل من جهته وحرم خيره، هذه سنة الله في خلقه، لن تجد لسنة الله تبديلاً. بدائع الفوائد

[Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]


Sumber:

www.ibnumajjah.wordpress.com
www.sahab.net

#

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter