-->

Jurus Penangkal Sihir 9: Memadamkan Kedengkian Permusuhan Dan Gangguan Orang Dengan Berbuat Baik Kepadanya

Jurus Penangkal Sihir 9 : 
Memadamkan Kedengkian Permusuhan Dan Gangguan Orang 
Dengan Berbuat Baik Kepadanya

Ini merupakan cara yang paling berat bagi hawa nafsu, tak ada yang sanggup melaksana­kannya kecuali orang yang mendapat keberun­tungan yang besar dari Allah; yaitu memadam­kan kedengkian permusuhan dan gangguan orang lain dengan berbuat baik kepadanya. Setiap kali gangguan keburukan permusuhan dan kedengkian itu bertambah, bertambah pula kebaikannya kepada musuhnya. Ia justru semakin iba dan kasihan kepada musuhnya... hatinya pun tergerak untuk menasehatinya.

Saya rasa Anda sulit mempercayainya apa­lagi mencobanya, maka renungkanlah firman Allah berikut:

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ. وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ. وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. 

"Dan tidaklah, sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah ia menjadi teman yang se­tia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan me­lainkan kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. Dan jika syaithan mengganggumu dengan suatu gangguan maka mohonlah perlindungan kepada Allah, se­sungguhnya Ia Maha Mendengar lagi Maha Me­ngetahui." (QS. Fushshilat: 34-36).

أُوْلَئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا وَيَدْرَؤُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ 
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ

"Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kabaikan, dan sebagian dari apa yang kami rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan." (QS. Al-Qashash: 54)

Perhatikanlah, bagaimana Nabi bercerita tentang dirinya tatkala ia dianiaya kaumnya hing­ga berdarah, lalu sembari beliau mengusap da­rah dari tubuhnya beliau berdoa:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لاَيَعْلَمُونَ

"Ya Allah ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui!"
Lihatlah bagaimana beliau mengumpulkan dalam dua kalimat ini empat kebaikan yang de­ngannya beliau menghadapi kejahatan yang be­sar dari kaumnya;

Pertama: memaafkan mereka,
Kedua: memintakan ampunan untuk mere­ka,
Ketiga: memberikan udzur atas mereka bahwa mereka tidak mengetahui, dan
Keempat: simpati beliau kepada kaumnya dengan menisbatkan mereka kepada dirinya ketika mengatakan: "...ampunilah kaumku". Seperti layaknya ketika seseorang hendak me­mintakan syafaat untuk orang lain maka ia akan mengatakan kepada orang yang dimintainya: "Ini puteraku atau anak buahku atau sahabat­ku, maka tolonglah dia demiku.."

Guna melunakkan dan melembutkan hati anda, perhatikanlah sekarang uraian berikut;
"Ketahuilah bahwa anda memiliki banyak dosa antara anda dengan Allah, anda takut akan siksa-Nya dan berharap akan ampunan magh-firah dan pemberian-Nya. Padahal Allah tidak akan sekedar mengampuni dan memaafkan sa­ja, Dia bahkan akan mencurahkan nikmat-Nya kepada anda, memuliakan anda, dan menda­tangkan kepada anda banyak manfaat dan ke­baikan di luar yang anda bayangkan.

Jika anda menghendaki cara yang demikian dari Allah ketika Ia 'membalas' dosa dan keje­lekan yang anda perbuat, maka alangkah afdhal-nya jika anda melakukan hal yang sama terha­dap hamba-Nya. Kejahatan mereka anda balas dengan kebaikan agar Allah membalas dosa anda dengan cara yang sama, karena sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatan.

Sebagaimana anda membalas kejahatan orang lain kepada anda, seperti itulah Allah akan 'membalas' dosa-dosa anda sebagai balasan yang setimpal.

Jadi, anda boleh pilih; balas dendam atau maafkan... santuni atau biarkan! Karena barang siapa menyemai benih ia akan menuai hasil, dan sebagaimana anda memperlakukan hamba-hamba Allah demikian pulalah Allah akan memperlakukan anda.

Barangsiapa mampu menghayati makna di atas dan merenungkan dengan akal fikirannya, niscaya akan ringan baginya untuk berbuat baik terhadap orang yang jahat kepadanya. Apalagi jika di samping itu ia akan mendapatkan perto­longan Allah dan kebersamaan khusus dari-Nya (ma'iyyatullah), sebagaimana yang dikata­kan Nabi kepada orang yang mengeluhkan ten­tang kerabatnya yang senantiasa dia santuni namun mereka berlaku jahat kepadanya, kata beliau:

وَلاَ يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ مَادُمْتَ عَلَي ذَلِكَ

"Allah akan senantiasa menolong dan bersamamu selama kamu tetap seperti itu."

Apalagi di samping itu ia juga akan men­dapat pujian manusia dan mereka akan bersatu memihaknya melawan musuhnya. Karena sia­pa saja yang mendengar tentang orang baik yang menyantuni orang yang jahat kepadanya pasti akan bersimpati kepadanya, membelanya dan mendoakannya... dan ini merupakan fitrah manusia yang diberikan Allah kepada para hamba-Nya.

Dengan kebaikannya ia seakan-akan memiliki bala tentara yang dia tidak mengenal mere­ka, dan mereka pun tak mengenalnya. Mereka siap membelanya tanpa imbalan sedikitpun darinya. Apalagi jika ia tahu bahwa keadaan­nya dengan orang yang hasad dan memusu­hinya tak lepas dari satu diantara dua hal;
Pertama: Ia dapat menguasai, 'memperbu-dak' dan menaklukkan musuhnya dengan ke­baikan. Bahkan musuh itu akan luluh di hada­pannya dan menjadi teman setianya, atau

Kedua: Ia dapat menjatuhkan mental mu­suhnya bahkan membinasakannya, jika si mu­suh terus-menerus dalam permusuhannya. Ka­rena dengan kebaikan tersebut pada hakikatnya ia telah menimpakan kekalahan yang berlipat ganda kepada musuhnya dari pada kalau ia membalas dendam.

Siapa yang berani mencoba niscaya akan benar-benar merasakannya...

Allah lah yang memberi taufik dan perto­longan... di tangan-Nya lah segala kebaikan... tiada Ilah melainkan Dia... kepada-Nya lah kita berharap agar Dia menggerakkan hati kita dan seluruh kaum muslimin untuk mewujudkan­nya dengan karunia dan kemuliaannya.

Singkatnya, amalan ini memiliki lebih dari seratus manfaat baik duniawi maupun ukhra­wi, insya Allah kami akan menjelaskannya di lain kesempatan.

السبب التاسع: وهو من أصعب الأسباب على النفس وأشقها عليها، ولا يوفق له إلا من عظم حظه من الله: وهو طفي نار الحاسد والباغي والمؤذي بالإحسان إليه، فكما ازداد أذى وشراً وبغياً وحسداً ازددت إليه إحساناً وله نصيحة وعليه شفقة وما أظنك تصدق بأن هذا يكون فضلاً عن أن تتعاطاه. فاسمع الآن قوله عزوجل: {ولا تستوي الحسنة ولا السيئة ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم، وما يلقاها إلا الذين صبروا وما يلقاها إلا ذو حظ عظيم، وإما ينزغنك من الشيطان نزغ فاستعذ بالله إنه هو السميع العليم} (سورة فصلت الآيات 34ـ36) وقال: {أولئك يؤتون أجرهم مرتين بما صبروا ويدرءون بالحسنة السيئة ومما رزقناهم ينفقون} (سورة القصص الآية 54) وتأمل حال النبي صلى الله عليه وسلّم الذي حكى عنه نبينا صلى الله عليه وسلّم أنه ضربه قومه حتى أدموه، فجعل يسلت الدم عنه ويقول: «اللهم اغفر لقومي فإنهم لا يعلمون» كيف جمع في هذه الكلمات أربع مقامات من الإحسان قابل بها إساءتهم العظيمة إليه:

ـ أحدها عفوه عنهم.

ـ والثاني استغفاره لهم.

ـ والثالث: اعتذاره عنهم بأنهم لا يعلمون.

ـ والرابع: استعطافه لهم بإضافتهم إليه فقال: «اغفر لقومي» كما يقول الرجل لمن يشفع عنده فيمن يتصل به هذا ولدي هذا غلامي هذا صاحبي، فهبه لي.

واسمع الآن ما الذي يسهل هذا على النفس ويطيبه إليها وينعمها به: اعلم أن لك ذنوباً بينك وبين الله تخاف عواقبها وترجوه أن يعفو عنها ويغفرها لك ويهبها لك. ومع هذا لا يقتصر على مجرد العفو والمسامحة حتى ينعم عليك ويكرمك ويجلب إليك من المنافع والإحسان فوق ما تؤمله، فإذا كنت ترجو هذا من ربك أن يقابل به إساءتك، فما أولاك وأجدرك أن تعامل به خلقه وتقابل به إساءتهم ؟ ليعاملك الله هذه المعاملة، فإن الجزاء من جنس العمل، فكما تعمل مع الناس في إساءتهم في حقك يفعل الله معك في ذنوبك وإساءتك جزاء وفاقاً، فانتقم بعد ذلك أو اعف وأحسن، أو اترك، وكما تدين تدان، وكما تفعل مع عباده يفعل معك. فمن تصور هذا المعنى وشغل به فكره هان عليه الإحسان إلى من أساء إليه. هذا مع ما يحصل له بذلك من نصر الله ومعونته ومعيته الخاصة، كما قال النبي صلى الله عليه وسلّم للذي شكى إليه قرابته وأنه يحسن إليهم وهم يسيئون إليه، فقال: «لايزال معك من الله ظهير ما دمت على ذلك» هذا مع ما يتعجله من ثناء الناس عليه ويصيرون كلهم معه على خصمه، فإنه كل من سمع أنه محسن إلى ذلك الغير وهو مسيء إليه وجد قلبه ودعاءه وهمته مع المحسن على المسيء، وذلك أمر فطري فطر الله عليه عباده. فهو بهذا الإحسان قد استخدم عسكراً لا يعرفهم ولا يعرفونه ولا يريدون منه إقطاعاً ولا خبزاً هذا مع أنه لا بد له مع عدوه وحاسده من إحدى حالتين: إما أن يملكه بإحسانه فيستعبده وينقاد له، ويذل له ويبقى من أحب الناس إليه، وإما أن يفتت كبده ويقطع دابره إن أقام على إساءته إليه، فإنه يذبحه بإحسانه أضعاف ما ينال منه بانتقامه، ومن جرب هذا عرفه حق المعرفة، والله هو الموفق المعين، بيده الخير كله لا إله غيره، وهو المسؤول أن يستعملنا وإخواننا في ذلك بمنه وكرمه. ..

[Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]


Sumber:
www.ibnumajjah.wordpress.com
www.sahab.net

#

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter