-->

Contoh Soal PAIBP Kelas 12 Bab 3 Menghidupkan Nurani dengan Berpikir Kritis Beserta Jawabannya (Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK)

Contoh Soal PAIBP Kelas 12 Bab 3 Menghidupkan Nurani dengan Berpikir Kritis Beserta Jawabannya (Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK). Pembaca MIOnline, berikut ini kami sajikan untuk anda contoh soal Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAIB) kelas XII SMA/MA/SMK/MAK beserta jawwaban atau pembahasannya. Silahkan dibaca dan dipelajari. Kali ini kita pelajari Bab 3 tentang Contoh Soal PAIBP Kelas XII Bab 3 Menghidupkan Nurani dengan Berpikir Kritis Beserta Jawabannya (Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK).
Contoh Soal PAIBP Kelas XII Bab 3 Menghidupkan Nurani dengan Berpikir Kritis Beserta Jawabannya (Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK)

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap jawaban yang paling tepat!

1. Pada lafal وَاخْتِلَافِ dari QS. Ali Imran ayat 190 tersebut terdapat hukum bacaan Mad . . . .
a. Tabi'i
b. "Iwadh
c. Wajib Muttashil
d. Jaiz Munfashil
e. 'Aridh Lissukun

Jawaban: a. Tabi'i

2. Perhatikan potongan ayat QS. Ali Imran ayat 190 di bawah ini:
 وَاخْتِلَافِ الْيْلِ وَالنَّهَارِ
Potongan ayat di atas artinya . . . .
a. penciptaan langit dan bumi
b. tanda-tanda kebesaran Allah Swt.
c. dan pergantian malam dan siang
d. orang-orang yang mengingat Allah Swt.
e. dalam keadaan berdiri dan duduk

Jawaban: c. dan pergantian malam dan siang

3. Arti “ulil albab” ialah . . . .
a. umat Islam
b. orang yang dewasa
c. umat-umat terdahulu
d. generasi muda Islam
e. orang yang berakal sehat

Jawaban: e. orang yang berakal sehat

4. Sikap yang tepat terhadap ayat al-Quran adalah . . . .
a. membacanya setiap malam Jumat dengan khusyuk
b. membaca dengan tartil dan suara yang bagus
c. membacanya dengan fasih di hadapan guru
d. membaca dan mengkajinya bersama orang yang ahli
e. membacanya setiap saat untuk mendapatkan kelancaran usaha

Jawaban: d. membaca dan mengkajinya bersama orang yang ahli

5. Berikut ini tidak termasuk sikap seorang ulil albab yang tercantum dalam Q.S. Ali 'Imran/3:191 yaitu . . . .
a. Merenungkan ciptaan Allah Swt.
b. Menghafalkan ayat-ayat tertentu
c. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan duduk
d. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri
e. Mengingat Allah Swt. dalam keadaan berbaring

Jawaban: b. Menghafalkan ayat-ayat tertentu

II. Jawablah soal-soal berikut ini dengan jawaban yang benar dan tepat!

1. Jelaskan apa saja yang harus dilakukan oleh umat Islam terhadap ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang fenomena alam? jelaskan!
2. Berdasarkan analisismu, jelaskan beberapa manfaat diciptakannya semut!
3. Nyamuk yang biasa terbang ternyata menjadi makanan cicak yang tidak dapat terbang. Jelaskan makna di balik fakta tersebut!
4. Jelaskan karakteristik orang yang cerdas dalam pandangan Rasulullah saw.!
5. Jelaskan sikap dan perilaku umat Islam yang sejalan dengan pola pikir kritis dan cerdas!

Menggali Potensi Akal Dengan Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis
(Al-Quran dan Hadits Kelas XII)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Diantara nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada kita adalah nikmat berupa akal. Untuk mensyukuri nikmat tersebut, maka kita menggunakan akal kita untuk berpikir. Dengan berpikir maka kecerdasan otak akan terasah. Jika malas berpikir, maka otak akan stagnan alias mandeg tak berfungsi baik karena memorinya kosong dengan nuansa keilmuan.

Muslim yang baik adalah muslim yang senantiasa mau berpikir dan menggali ayat-ayat Allah baik yang sifatnya Qouliyyah maupun Kauniyyah. Ayat-ayat yang  termaktub/tertulis dalam Al-Quran (ayat Qouliyyah) dan ayat-ayat berupa makhluk ciptaanNya baik yang mikro maupun yang makro (ayat Kauniyyah) tersebut senantiasa dikaji (dipikirkan) sebagai wujud Dzkirullah (mengingat Allah). Mereka itulah yang dalam istilah al-Quran disebut dengan Ulul Albab (orang-orang yang memiliki akal pikiran) [yang dalam ungkapannya pak Kyai Ngishomuddin Cilacap rahimahullah orang-orang yang menggunakan Akal pikirannya dengan bimbingan wahyu].

Dalam kehidupan ini, tentu banyak masalah yang kita hadapi. Untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapai, jalan terbaik adalah dengan bermusyawarah. Dalam ungkapan disebutkan: "Tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah".

Nabi pun diperintahkan dan mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa bermusyawarah dalam menghadapai permaslahan yang ada. Bermusyawarah akan mengajarkan kepada kita berfikir kritis dan bersikap demokratis. Dalam bermusyawarah kita harus mengedepankan kepentingan bersama, jangan hanya mengedepankan kepentingan pribadi. Agar memperoleh hasil yang maksimal dan terbaik, hendaknya kita berpikir secara kritis dan menghormati pendapat orang lain. Jika ada perselisihan, perbedaan pendapat yang tidak bisa ditemukan jalan keluar, jalan terbaiknya adalah dikembalikan (merujuk) kepada Kitabullah (Al-Quran) dan As-Sunnah (Al-Hadits)

1. Makna Berfikir Kritis dan Sikap Demokratis

a. Berfikir Kritis

Berfikir kritis adalah berfikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berfikir kritis juga merupakan sebuah pola pikir yang memungkinkan manusia menganalisa masalah berdasarkan data yang relevan sehingga dapat mencari kemungkinan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang terbaik.
Menurut pandangan Islam, berfikir kritis adalah segala seuatu hal yang kita temui dan ketahui di kehidupan sehari-hari tidak boleh diterima secara begitu saja, tetapi harus dikaji terlebih dahulu asla muasalnya. Apakah hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam atau tidak? Apakah bermanfaat (bermashlahat) atau malah justru menimbulkan kemudharatan?

b. Sikap Demokratis 

Demokratis berasal dari bahasa Yunani. Secara bahasa demokrasi terdiri dari dua kata, demos yang berarti rakyat atau penduduk suatau tempat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan atau kedaulatan.

Secara istilah (terminologis) demokrasi adalah bentuk mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintahan negara tersebut.

Dalam Islam sebenarnya tidak dikenal Istilah demokrasi. Yang dikenal adalah al-Hurriyyah (kebebasan) yang merupakan pilar utama demokrasi yang diwarisi semenjak zaman Nabi Muhammad SAW., termasuk di dalamnya kebeasan memilih pemimpin, mengelola negara secara bersama-sama, kebebasan mengkritik (menasehati) penguasa, dan kebebasan berpendapat. Tentu saja, kebesan-kebeasan tersebut tidak boleh menerjang rambu-rambu yang digariskan dalam Al-Quran dan As-Sunnah.

2. Ayat al-Quran dan al-Hadits tentang Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis

Ayat al-Quran dan al-Hadits tentang Berpikir Kritis

a. Ayat al-Quran tentang Berpikir Kritis

- QS. Ali Imran 3 : 190 - 191

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190)

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Hukum Tajwid QS. Ali Imran 3 : 190 - 191

Berikut ini tabel contoh analisis hukum tajwid QS. Ali Imran 3 : 190 - 191




b. Hadits tentang Berpikir Kritis

ﺍﻟْﻜَﻴِّﺲُ ﻣَﻦْ ﺩَﺍﻥَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻭَﻋَﻤِﻞَ ﻟِﻤَﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ 
ﻭَﺍﻟْﻌَﺎﺟِﺰُ ﻣَﻦْ ﺃَﺗْﺒَﻊَ ﻧَﻔْﺴَﻪُ ﻫَﻮَﺍﻫَﺎَّ وﺗَﻤَﻨَّﻰ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ

Artinya:
"Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan harapan kosong”" (HR at-Tirmidzi)

Ayat al-Quran dan al-Hadits tentang Bersikap Demokratis

a. Ayat al-Quran tentang Bersikap Demokratis
QS. Ali Imran: 159

 ﻓَﺒِﻤَﺎ ﺭَﺣْﻤَﺔٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟِﻨْﺖَ ﻟَﻬُﻢْ ۖ ﻭَﻟَﻮْ ﻛُﻨْﺖَ ﻓَﻈًّﺎ ﻏَﻠِﻴﻆَ ﺍﻟْﻘَﻠْﺐِ ﻟَﺎﻧْﻔَﻀُّﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺣَﻮْﻟِﻚَ ۖ ﻓَﺎﻋْﻒُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﺷَﺎﻭِﺭْﻫُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮِ ۖ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻋَﺰَﻣْﺖَ ﻓَﺘَﻮَﻛَّﻞْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻤُﺘَﻮَﻛِّﻠِﻴﻦَ

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."


Tajwid QS. Ali Imran: 159

ﻓَﺒِﻤَﺎ : Mad Thabi'i

ﺭَﺣْﻤَﺔٍ ﻣِﻦَ : Idgham bighunnah (ada kasrotain bertemu mim) [bila ada nun sukun atau tanwin bertemu huruf ya-nun-mim-wawu maka hukum tajwidnya disebut idgham bighunnah). Idgham= memasukkan dan bighunnah= dengan dengung

ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ : Lam jalalah dibaca tebal (tafkhim) karena sebelum lafal Allah berharakat fathah (lam jalalah adalah lam yang ada pada lafal Allah. Lam jalalah dibaca tebal (tafkhim) bila sebelum lafal Allah berharakat fathah atau dhammah. Lam jalalah dibaca tipis (tarqiq) jika sebelum lafal Allah berharakat kasrah)

ﻟِﻨْﺖَ : ikhfa haqiqi (ada nun sukun bertemu ta). Bila ada nun sukun atau tanwin bertemu huruf ta, tsa, jim, dal, dzal, zay, sin, syin, shaad, zhaad, tha, dha, fa, qaf, kaf baka dibaca samar (ikhfa). Mengucapkan huruf yang disukun atau ditanwin dan siap-siap akan mengucapkan huruf berikutnya.

ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮْ : idhar syafawi (ada mim sukun bertemu huruf wawu). Hukum mim sukun ada tiga: 
- Mim sukun beretmu mim disebut idgham mimi/mislain
- Mim sukun bertemu ba disebut ikhfa' syafawi
- Mim sukun bertemu selain mim dan ba disebut idhar syafawi

b. Hadits tentang Bersikap Demokratis

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ مَشُورَةً لِأَصْحَابِهِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

"Abu Hurairah berkata : “Tidaklah aku melihat seseorang yang lebih banyak bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam." 

Latihan Soal Online Tajwid Bab Berpikir Kritis dan Bersikap Demokratis, bisa langsung melihat skor nilai/hasilnya, klik link berikut ini:

Demikian postingan MIOnline yang menyajikan Contoh Soal PAIBP Kelas XII Bab 3 Teks Beserta Jawabannya (Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK). Semoga bermanfaat. Jangan lupa berbagi kepada yang lainnya, cukup dengan mengklik tombol share sosila media yang ada di bawah ini. Bisa lewat Facebook, Twitter, WhatsApp, dan yang lainnya. Selamat belajar, semoga bangsa Indonesia semakin maju dengan memiliki generasi yang rajin belajar.

#

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter