-->

Rangkuman Geografi Kelas 12 Bab 4 Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan

Rangkuman Geografi Kelas 12 Bab 4 Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan. Berikut ini MIOnline sajikan Rangkuman mata pelajaran Geografi Kelas 12. Rangkuman kali ini merupakan ringkasan Bab 4 tentang Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan.
Rangkuman Geografi Kelas 12 SMA/MA Bab 4 Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan


Beberapa bahasan dalam Bab 4 ini meliputi:
- Wilayah Formal dan Fungsional .
- Perwilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis di Lingkungan
Setempat
- Identifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan
- Menentukan Batas Wilayah Pertumbuhan

Rangkuman Geografi Kelas 12 Bab 4 Konsep Wilayah dan Pusat Pertumbuhan


1. Definisi wilayah formal: wilayah desa, bersifat statis, homogen, dan pasif.

2. Definisi wilayah fungsional: wilayah kota, bersifat dinamis, aktif, dan selalu berubah.

3. Pengertian desa menurut:
a. UU Nomor 5 Tahun 1979 Pasal 1
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Prof. Bintarto
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di suatu daerah di dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

c. Paul H. Landis
Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal, memiliki pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan, cara berusaha bersifat agraris yang sangat dipengaruhi oleh keadaan alam seperti iklim dan kekayaan alam, dan pekerjaan-pekerjaan yang bukan agraris merupakan pekerjaan sambilan.

4. Tiga macam pola keruangan desa:
- Pola tersebar, terdapat pada desa yang daerahnya homogen dengan kesuburan yang tidak merata;
- Pola linier, terdapat di sepanjang sungai, sepanjang pantai, atau sepanjang jalan;
- Pola mengelompok, terdapat di daerah pertanian yang subur.

5. Beberapa analisis pola keruangan di wilayah perkotaan
a. Hoyt
Pola keruangan Hoyt:
Cirinya antara lain: terdapat kelompok wealthy people, yaitu penduduk yang memiliki mobil pribadi atau akses kendaraan umum, setiap lahan punya daya tarik yang sama.

b. Burgess
Pola keruangan Burgess:
Cirinya kota berada di daerah datar, sistem transportasi bagus dan murah, nilai lahan di pusat kota tinggi dan semakin ke arah luar kota harganya semakin turun.

6. Pembagian kota berdasarkan jumlah penduduk dapat dikelompokkan menjadi tiga.
a. Kota kecil, berpenduduk 20.000 – 10.000 jiwa.
b. Kota besar, berpenduduk 100.000 – 1.000.000 jiwa.
c. Kota metropolitan, berpenduduk > 1.000.000 jiwa.

 7. Ketentuan kawasan industri tidak dilakukan di atas lahan yang mempunyai fungsi utama untuk melindungi sumber daya alam dan warisan budaya, tidak mengurangi areal lahan pertanian, sesuai dengan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.

 8. Kawasan berikat adalah tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang-barang yang berasal dari dalam dan luar negeri.
 
9. Konsep dasar pusat pertumbuhan atau pusat pelayanan (central place theory) diperkenalkan oleh Walter Christaller, seorang ahli geografi dari Jerman. Dalam teorinya dikemukakan jika kondisi fisik suatu wilayah dan kesuburan tanah seragam, tingkat hidup penduduknya seragam, maka akan tumbuh pusat pelayanan yang berjarak sama. Setelah dituangkan dalam pola keruangan terlihat seperti segi enam (heksagon).
Agar pusat pelayanan (pusat pertumbuhan) bisa bertahan harus mempunyai jumlah penduduk minimum (threshold population). Pendapat lain berasal dari Faden, seorang pakar ekonomi, yang mengkritik teori Christaller karena bersifat statis dan kaku. Faden mengatakan bahwa wilayah tidak dibatasi garis lengkung. Teorinya dikenal sebagai teori kutub pertumbuhan atau growth pole.

10. Tujuan pembangunan di Indonesia.
- Memperbaiki kualitas pertumbuhan, 
- mereorientasikan teknologi dan pengelolaan risiko,
- mengaktifkan kembali pemupukan,
- melestarikan dan meningkatkan sumber daya,
- menyesuaikan lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan,
- mengusahakan
tercapainya keseimbangan jumlah penduduk,
- pemenuhan kebutuhan dasar.

11. Dampak berkembangnya industri.
a. Terjadi pergeseran nilai kehidupan sosial masyarakat.
b. Meningkatnya frekuensi penyimpangan sosial pada remaja dan orang tua.
c. Meningkatnya urbanisasi.

#

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter